Jumat, 15 Mei 2009

GIZI SEIMBANG BAGI USIA LANJUTAN DAN MENOPAUSE

Gizi Seimbang Bagi Usia Lanjutan Dan Menopause

Pengertian “Gizi Seimbang” mengandung dua makna penting yakni : Makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat-zat tenaga, pembangun, pengatur sesuai kebutuhan tubuhnya.

Anggota masyarakat yang tergolong Usia Lanjut dan Menopause adalah mereka yang telah menjalani lebih dari setengah dari masa hidupnya dan berumur diatas 59 tahun. Namun demikian bagi orang yang belum berumur 60 tahun, perlu menghindari agar meminimalkan resiko yang akan terjadi, dan tetap sehat, produktif serta tidak sesuai dengan pesan-pesan gizi seimbang.

Angka usia harapan hidup rata-rata pada golongan Usia Lanjut meningkat dari 50-54 tahun pada tahun 1980 menjadi 63-67 tahun pada tahun 1995.

Walaupun mereka tidak lagi memiliki kondisi fisik sekuat seperti golongan usia muda yang berumur antara 20-40 tahun, namun mereka memerlukan juga makanan bergizi seimbang agar tetap sehat, produktif dan ceria didalam menghadapi masa usia senja. Kebutuhan energi pada usia lanjut menurun dengan bertambahnya usia, tetapi usia lanjut memerlukan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat dalam jumlah yang seimbang.

Untuk membantu Usia Lanjut dan Menopause menyadari akan pentingnya pengaturan makanan dengan gizi seimbang, dibawah ini beberapa pesan yang perlu diperhatikan :

1) Makanlah aneka ragam makanan

2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3) Batasi konsumsi lemak dan min yak sampai seperempat dari kecukupan energi

4) Makanlah makanan sumber zat besi

5) Biasakan makan pagi

6) Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

7) Lakukan kegiatran fisik dan olahraga secara teratur

Keadaan kesehatan lansia dan menopause

Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang bergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit kronis. Di samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian lain sangat bergantung pada “belas kasihan” orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda dengan orang dewasa sehat. Penuaan tidak begitu berpengaruh terhadap kesehatan mereka.

Perubahan psikologis akibat penuaan

Usia tua hamper selalu dating bersama dengan “kesengsaraan”fisik,psikis,social, dan ekonomi. Kekuatan, ketahanan dan kelunturan otot rangkaberkurang. Akibatnya, kepala dan leher terfleksi ke depan, sementara ruas tulang belakang mengalami pembengkokan (kifosis), panggul dan lutut juga terfleksi sedikit. Keadaan tersebut menyebabkan postur tubuh terganggu. Kemunduran dan kelemahan yang diderita oleh lansia dapat dilihat pada table 16 dibawah ini.

Perubahan pada saluran pencernaan

Data mengenai keterpengaruhan system saluran cerna akibat ketuaan sangat terbatas karena kemampuan penyesuaian diri system pencernaan tidak mengaruhi fungsinya.

Rongga mulut

Bagian dalam rongga mulut yang lazim terpengaruh adalah gizi,gusi,dan ludah. Tanggalnya gigi bukan hanya disebabkan oleh ketuaan, tetapi juga dikondisikan oleh pemeliharaan yang tidak baik. Ketidak bersihan mulut menyebabkan gigi dan gusi kerap terinfeksi. Selain itu, sekresi air ludah berkurang sampai kira-kira 75% sehingga mengakibatkan pengeringan rongga mulut, dan berkemungkinan menurunkan cita rasa.

Esofagus

Penuaan esophagus berupa pengerasan sfingter bagian bawah sehingga sukar mengendur (relaksasi) dan mengakibatkan esophagus melebar (presbyesofagus). Keadaan ini memperlambat pengosongan esophagus, dan tidak jarang terlanjut sebagai hernia hiasal. Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah presofagus, tepatnya didaerah orofaring. Penyebabnya tersembunyi dalam system saraf sentral atau akibat gangguan neuron uskuar. Seperti jumlah sanglion yang menyusut sementara lapisan otot polos menebal. Dengan menometer akan tampak tanda perlambatan pengosongan esophagus.

Lambung

Lapisan lambung lansia menipis. Di atas usia 60 tahun, sekresi HCI dan pepsin berkurang. Dampaknya, penyerang vitamin B12 dan zat besi menurun.

Usus

Berat total usus halus (di atas usia 40) berkurang, meskipun penyerapan zat gizi pada umumnya masih dalam batas normal, kecuali kalsium (di atas usia 60 tahun) dan zat besi.

Perubahan pada sistem endokrin

Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi, respons terhadap strimulasi dan struktur kelenjar endokrin. Talbert (1977) menemukan bahwa di atas usia 60 tahun sekresi testosterone akan menurun. Goldfard (1979) menyatakan bahwa produksi estrogen dan progesterone pada usia di atas juga menurun.

Perubahan pada sistem pernafasan

Diameter antroposterior paru membesar sehingga menimbulkan “barrel chest” pengapuran tulang rawar menyebabkan kelenturan tulang iga berkurang. Di samping itu, osteoporosis yang progresif dan kifosis menyebabkan gangguan kelenturan (fleksibilitas) paru yang selanjutnya menurunkan kapasitas vital. Saksus paru membesar, sementara dindingnya menipis, untuk kemudian bersatu sama lain membentuk sakus baru yang lebih besar. Semua perubahan ini berujung pada penurunan fungsi paru, dan tampak sebagai emfisema pada kiise foto rontgen.

Perubahan pada sistem kardiovaskular

Perubahan yang terkait dengan ketuaan sulit di bedakan dengan perubahan yang diakibatkan oleh penyakit. Pembesaran bilik kiri jantung disertai oleh fibrosis dan sclerosis di endokardium. Katub mitral mengeras (fibrosis dan kalsifikasi). Jumlah jaringan ikat meningkat sehingga efisiensi fungsi pemompaan jantung berkurang. Pembuluh darah besar, terutama aorta, menebal dan menjadi fibrosis. Pengerasan ini, selain mengurangi aliran darah dan meningkatkan kerja bilik kiri jantung, sehingga mengakibatkan ketidak efensienan baroreseptor (tertanam pada dinding aorta, arteri pulmonalis, sinus karotikus, dan buluh darah di daerah dada), mengurangi kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah.

2.2 Perlunya Gizi Seimbang

Untuk mengtahui apakah usia lanjut telah tercukupi kebutuhan energi dapat dilihat dari berat badannya. Konsumsi energi yang terlalu banyak akan menyebabkan usia lanjut menjadi gemuk, sebaiknya konsumsi energi yang kurang akan menyebabkan usia lanjut menjadi kurus. Konsumsi energi yang baik bagi usia lanjut adalah konsumsi energi yang tidak berlebihan tetapi juga tidak kekurangan. Hal tersebut penghitungan Indeks Masa Tubuh.(IMT), yaitu :

Berat badan (Kg)

Tinggi badan (mt) x tinggi badan (my)

Konsumsi minyak dan lemak juga perlu dibatasi khususnya yang berasal dari bahan hewani seperti : otak, kuning telur, hati, limpa, jantung, jenis kerang dan udang serta mentega dan keju.

2.3 Masalah Gizi Pada Usia Lanjut

Kondisi fisik dan organ tubuh golongan usia lanjut mengalami penurunan seperti : bagian perut dan saluran pencernaan, koordinasi otot-otot dan syaraf aspek psikologik dan fungsi anggota tubuh lainnya.

Di samping hal-hal di atas, kebutuhan gizi golongan usia lanjut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa penyakit yang seringkali diderita, misalnya:

a. Tekanan darah tinggi, jantung koroner, kencing manis

b. Pengeroposan tulang kadang menjadi rapuh dan mudah patah

c. Rematik

d. Gangguan gizi lebih ata gizi kurang termasuk anemi gizi

e. Infeksi paru-paru menahun brocho-pneumonia

Jika satu atau lebih dari gangguan di atas di temukan maka golongan usia lanjut perlu mendapatkan makanan”gizi seimbang” yang berbea dengan mereka yang tergolong sehat.

Gizi pada usia lanjut dan menopause

Manusia lanjut usia (MANULA) di masukan kedalam kelompok rentan gizi meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan, bahkan sebaiknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi di sebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.

Gigi-geligi MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot, sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah di telan akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi makanannya.

Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, seg=hingga makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan,. Makanan yang tidak banyak mengandung lemak,pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan karbohidratr. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi, factor lain yang mengganggu kondisi gizi MANULA secara tidak langsung ialah kondisi psychis yang labil menjadi sangat sensitip. Kondisi ini akan memberikan kesulitan kepda mereka yang mengurusnya. Manula demikian akan banyak rewel mengenai makanan yang sediakan untuknya, bahkan tidak mau makan karena apa yang dihidangkannya tidak berkenan dihatinya.

Patut diingat kembali bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun, jadai jangan disediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi kegemukan, karena akan lebih menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas tersebut. Frekuensi penyakit diabetes mellitus, cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA yang umum sangat ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.

Persoalan akan lebih banyak, bila MANULA hidup sendiri, tidak ada orang yang khusus mengurusnya. Untunglah bahwa kebiasaan di Indonesia MANULA ikut hidup bersama anak atau cucunya, sehingga dapat di perhatikan dan di urus sebagaimana mestinya. Seorang anak akan merasa malu bila ia dapat hidup cukup, sedangkan orang tuanya yang sudah tergolong MANULA hidup sendiri apa lagi kalu sampai terlantar tak ada yang mengurus dengan baik.

2.4 Pesan-pesan Gizi

1. Makanlah Anea Ragam Makanan

Hidangan yang beraneka ragam adalah sususnan makanan sehari-hari yang minimal terdiri dari 4 jenis bahan makanan yaitu bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah.

Agar diperoleh tingkat kesehatan yang optimal, Usia Lanjut dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan beraneka ragam. Makin beragam hidangan yang dikonsumsi, makin baik mutu gizinya.

Pada Usia Lanjut kebutuhan zat gizi kurang diperlukan untuk pertumbuhan fisik, tetapi lebih banyak untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak dan mempertahankan derajat kesehatan. Oleh karena itu untuk Usia Lanjut diperlukan vitamin, mineral dan serat dalam jumlah yang cukup guna pemeliharaan dan mendukung kelancaran proses dalam tubuh agar tetap berjalan secara normal.

Sayuran, buah-buahan dan padi-padian harus ada dalam makanan sehari-hari. Usia Lanjut sangat dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi zat kapur dan zat besi seperti yang terdapat dalam ikan, daging, susu rendah lemak, kacang-kacangan dan sayuran berwarna. Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat kapur dan zat besi dalam jumlah yang cukup dapat mencegah pengeroposan tulang dan anemia gizi besi.

Untuk menghindari kesulitan buang air besar Usia Lanjut dianjurkan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang berserat. Dalam penyusunan menu sehari-hari dengan gizi seimbang, pilih Janis bahan dan diolah sesuai kondisi fisik dan kesehatan Usia Lanjut, misalnya dengan makanan yang lebih lunak.

2. Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi

Karbohidrat diperlukan guna memenuhi kebutuhan energi. Untuk Usia Lanjut, karbohidrat biasanya diperoleh dari makanan poko seperti beras, jagung, sagu, ubi jalar, ubi kayu dan umbi-umbian lainnya.

Sumber energi selain dari karbohidrat, juga berasal dari lemak dan protein. Untuk mengetahui apakah Usia Lanjut telah tercukupi kebutuhan energinya dapat dilihat dari berat badannya.

Konsumsi energi yang terlalu banyak akan menyebabkan usia lanjut menjadi gemuk, sebaliknya konsumsi energi yang kurang akan menyebabkan usia lanjut menjadi kurus.

Cara mengetahui berat bada yang normal bagi usia lanjut dapat digunakan penghitungan indeks massa tubuh (IMT), yang pada prinsipnya adalah melihat kesesuaian antara tinggi dan berat badan usia lanjut.

3. Batasi Konsumsi Lemak Dan Minya

Dalam kehidupan sehari-hari lemak banyak terdapat dalam bahan makanan yang bersumber dari hewani misalnya daging berlemak, jerohan dan sebagainya, sedangkan minyak banyak digunakan untuk menggoreng. Makanan berlemak terutama yang berasal dari hewani dan minyak kurang baik bagi usia lanjut.

Bagi usia lanjut, mengkonsumsi bahan makanan berlemak akan menambah resiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif misalnya tekanan darah tinggi, jantung, ginjal dan sebagainya. Sekalipun demikian bukan bersrti usia lanjut tidak boleh mengkonsumsi bahan makanan berlemak. Dianjurkan usia lanjut mengkonsumsi lemak dari bahan makanan nabati. Misalnya kacang-kacangan. Disamping itu usia lanjut sebaiknya mengkonsumsi lemak tidak lebih dari seperempat kebutuhan energi. Jika hal tersebut diterjemahkan dalam minyak goring maka usia lanjut paling banyak mengkonsumsi 3 sendok makan minyak sehari. Apabila jumlah minyak ini dituangkan dalam hidangan sehari-hari, maka tiap kali makan usia lanjt paling banyak makan 1 jenis makanan yang digoreng.

4. Makanlah Makanan Sumber Zat Gizi

Zat besi adalah salah satu unsure penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makan. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi besi (AGB) atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Jika AGB ini tidak segera diatasi maka mengakibatkan menurunnya produktivitas usia lanjut.

Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan sayuran berwarna hijau tua. Guna memudahkan penyerapan zat besi dalam tubuh sebaiknya bahan makanan tersebut dikonsumsi bersama-sama dengan sumber vitamin C seperti buah. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi juga merupakan sumber vitamin A.

Tanda-tanda AGB antara lain : pucat, lemah, lesu, pusing dan penglihatan sering berkunang-kunang.

5. Biasakan Makan Pagi

Makan pagi secara teratur dalam jumlah yang cukup dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, dan meningkatkan produktivitas kerja.

Apabila usia lanjut tidak membiasakan makan pagi maka kadar gula darah akan mengalami penurunan, kurang tenaga, badan jadi lesu, keringat dingin, mengantuk, kurang konsentrasi, kesadaran menurun.

Jenis hidangan untuk makan pagi sebaiknya terdiri dari sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Contoh menu makan pagi misalnya nasi dengan lauk pauk dan sayuran segar, bubur ayam, bubur kacang ijo, bubur manado, dan sebagainya.

Bagi seseorang yang tidak sempat makan pagi dirumah, agar tetap mengupayakan makan pagi di tempat lain yang memungkinkan.

6. Minumlah Air Bersih dan Aman Yang Cukup Jumlahnya

Air minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan telah dididihkan serta disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup.

Air sangat dibutuhkan sebagai media dalam proses metabolisme dalam tubuh. Apabila terjadi kekurangan air minum akan mengakibatkan kesadaran menurun (shock).

Minumlah air yang bersih dan aman sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan delapan gelas setiap hari, agar proses dalam tubuh dapat berlangsung dengan aman dan lancer.

7. Lakukan Kegiatan Fisik Dan Olahraga Secara Teratur

Untuk dapat mempertahankan kebugaran, usia lanjut harus tetap berolahraga. Olahraga tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan hendaknya dipilih jenis olahraga yang aman dan tidak menimbulkan resiko cedera, misalnya jalan biasa, jalan cepat, naik turun tangga, senam jantung dan bersepeda.

2.5 Contoh Soal Gizi Pada Lansia atau Menopause

1. Untuk kita mengetahui Usia Lanjut telah tercukupi kebutuhan energinya dapat di lihat dari :

a. Tinggi badannya

b. Berat badannya

c. Pola makannya

d. Jenis makan yang di makannya

2. Dibawah ini adalah makanan yang harus dibatasi oleh Usia Lanjut yang berasal dari bahan hewani ialah :

a. Otak dan kunign telur

b. Buah apel

c. Sayuran berwarna

d. Kacang-kacangan

3. Pada Usia Lanjut sangat di anjurkan mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi zat kapur dan zat besi, terdapat pada :

a. Ikan dan daging

b. Susu rendah lemak dan kacang-kacangan

c. Sayuran berwarna

d. Benar semua

4. Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat kapur dan zat besi dalam jumlah yang cukup pada Lansia dapat mencegah :

a. Penyakit jantung

b. Pengeroposan tulang

c. Anemia gizi besi

d. B dan C benar

5. Karbohidrat di peroleh dari makanan pokok seperti :

a. Beras, jagung, sagu

b. Ubi jalar, ubi kayu

c. Jawaban A dan B benar

d. Hanya jawaban A yang benar

6. Pada umur berapakah wanita memasuki masa menopause ?

a. Usia 45 – 52

b. Usia 30 – 35

c. Usia 60 – 65

d. Salah semua

7. Zat yang sangat penting bagi tubuh ialah :

a. Zat besi

b. Air putih

c. Protein

d. Lemak

8. Apa factor yang mempengaruhi gizi pada Ibu Menopause ?

a. Keadaan fisik baik

b. Kemampuan mencerna makanan baik

c. Factor penyerapan makanan berkurang

d. Koordinasi obat-obatan saraf cukup

9. Contoh makanan yang berperan sebagai zat pengantar (Vitamin)

a. Tempe dan tahu

b. Sayuran dan buah-buahan

c. Ikan, daging dan susu

d. Beras, jagung, dan kentang

10. Contoh makanan yang berperan sebagai cadangan untuk memproduksi hemoglobin, (zat besi) terdapat pada :

a. Beras, jagung dan kentang

b. Sayuran dan buah-buahan

c. Tempe dan tahu

d. Daging, hati dan kacang-kacangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar